Karena Lona tak kunjung menggamit lengannya, Jonathan mengambil tindakan segera. Pria itu menggamit pinggangnya saat mereka berdua menuruni tangga. Dia tersenyum melihat Verlona terbelalak kaget. "Setidaknya kita harus terlihat manis di depan wartawan dan tamu kita." Bisiknya di telinga Lona, lalu menggesekkan ujung hidungnya di pipinya dengan sengaja. Membuat suara meledak riuh di lantai bawah. "Aku rasa pria ini benar-benar sudah gila!" Gumamnya dalam hati. Jonathan prawira tidak berhenti mengukir senyuman manis. Dia tahu batin Verlona di sebelahnya itu pasti tengah menyumpah serapah habis-habisan terhadap dirinya. Verlona menatap ke sekelilingnya, di sana berjibun tamu tengah bersorak riuh menghadiri pesta pertunangan mereka. Teman satu kampus Verlona juga ikut hadir di acara ters