"Terima kasih Lona, terima kasih banyak." Pria itu terisak sambil memeluk Verlona. Dia tidak ingin melepaskan pelukannya. "Jona, sudah pelukannya, aku harus segera mengontrol pasien." Ujar Lona seraya menepuk bahunya. "Maaf. Aku terlalu bahagia." Pria itu kemudian melepaskan pelukannya dari tubuh istrinya. Verlona tersenyum kemudian melangkah menuju ruang ganti. "Dokter?" Panggil seorang asisten Verlona. Gadis itu menoleh ke arah Mira yang sudah berdiri menunggu di depan ruang ganti, berdiri di depan loker khusus wanita. "Iya ada apa?" Verlona tersenyum lembut menjawab panggilannya. "Ada yang menunggu dokter, jadi saya suruh orangnya masuk ke dalam ruangan kerja dokter. Verlona terdiam sesaat, wajahnya berubah sedikit pucat. Ada beberapa tetes peluh mendadak keluar dari pori-p