Tadi Aric bilang kalau Azel juga ingin bertemu denganku. Tapi sampai jadwal kuliahku selesai, Azel masih belum menampakkan batang hidungnya untuk menemuiku. Bahkan pesan atau panggilan darinya pun tak muncul di layar ponselku. Apa mungkin Azel saat ini sedang sangat sibuk? “Lul, ayo balik bareng,” ajak Winni seraya bangkit dari duduknya. “Terus kita mampir ke kafe Albeno buat makan.” Aku melirik jam di pergelangan tanganku. Jarum jam menunjukkan pukul empat kurang lima. Apa Azel benar-benar tidak akan datang menemuiku? Kuhela napas dalam dan mengangguk menjawab ajakan Winni. “Oke. Gue pengen mie goreng level 5 sama es teh satu gelas gede,” kataku ikut berdiri. “Gue juga pengen mie goreng level 5,” balas Winni semangat. Kemudian kami berdua pergi meninggalkan ke