Bab 11

1900 Kata

    “Lo ikut gue.”     Kalimat singkat itu sukses membuatku meriding. Bayangan akan nyawa melayang tiba-tiba menghantuiku. Aku masih ingin hidup lama.     “Ke mana?” tanyaku tanpa sadar sudah melangkah mundur secara perlahan. Sepertinya tubuhku sudah menolak ajakan Aric dengan sendirinya.     “Udah ikut aja. Nggak usah nanya-nanya,” katanya terdengar kesal.     Aric melangkah ke depan, mendekat ke arahku. Matanya menatapku lekat-lekat. Ia terlihat seperti seorang pemangsa yang telah menemukan mangsanya. Dan aku yang hanya seorang mangsa merasa seakan tidak berdaya.     Segera kuangkat telapak tanganku ke arahnya sebagai tanda untuknya agar berhenti di tempat. Aric menurut. Kakinya tak lagi melangkah mendekat ke arahku.      “Gue ada janji sama orang,” kataku yang membuat sebelah alis

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN