Empat malam berpisah dari Vanya terasa terlalu lama untuk Khavi. Jika Vanya tidak banyak menghindar darinya mungkin tidak masalah, tapi sikapnya yang terlalu membatasi diri membuatnya kesal. Rasanya percuma saja mereka tinggal satu rumah tapi untuk sekedar bicara saja harus menunggu waktunya dengan Zahra habis lebih dulu. "Ra, untuk malam ini apa boleh saya bersama Vanya, nanti akan saya ganti lain waktu?" tanya Khavi yang bisa lagi menahan diri. Bukan untuk meniduri Vanya, tapi hanya untuk mengucapkan kata maaf akan sikap Bundanya tadi. "Tapi Mas, kalau cara kamu begitu sama saja melukai harga diriku sebagai istri pertama. Penolakan kamu terhadapku akan terlihat terlalu mencolok di mata Vanya." "Saya hanya mau minta maaf ke dia karena sikap Bunda tadi, Ra." Zahra tersenyum miris,

