Berkali-kali Yuna melirik Pangeran yang anteng sama piring dihadapan. Dia sendiri mengunyah makanan pelan. Kangen banget sama suasana makan dimeja yang sama seperti ini. setelah selesai Pangeran meneguk air putih hingga tandas. Diam menatap Yuna yang makanannya belum habis. “Kenapa liatin aku?” tanyanya yang tentu risih. Pangeran tersenyum, menggeleng. Sama sekali tak mengatakan apa pun. Yuna mengerucut, kembali memasukkan sesendok nasi ke mulut. “Pulang sana! Udah kenyang, kan?!” usirnya. “Ok.” Tak disangka, Pangeran mendorong sedikit kursinya ke belakang. Lalu beranjak dari meja makan. Berjalan dengan sangat santai keluar dari dalam rumah. Yuna melotot melihat punggung itu menghilang. Membuang nafas kasarnya beberapa kali. “Dasar ganteng! Nggak bilang makasih.” Kasar Yuna mem