“Na,” Arga duduk dikursi kosong samping Yuna. Yuna terlihat cuek, menatap kelain arah, membuang nafas kasar. Melampiaskan kekesalan pada teman-temannya yang ganjen sama Pangeran. “Na,” panggil Arga lagi. “Eh, iya, kenapa, Ga?” tanyanya, kini menoleh, menatap Arga yang ternyata memperhatikannya sejak tadi. Raut kecewa itu terlihat jelas diwajah Arga. Gusar, karna dari ekspresi Yuna, sangat kentara jika dia memiliki rasa yang lain sama Pangeran. “Kamu ... kamu udah serumah lagi, sama dia?” Yuna sedikit mengerucut, lalu geleng kepala. “Aku nggak tau kalo Pangeran ada di Jogja. Ini aku masih syok liat dia di Jogja, malah ternyata ... pindah sekolah.” Arga menyunggingkan senyum, menyangga kepala dengan satu tangan, menatap Yuna yang masih saja manyun. “Pasti kamu seneng banget, bisa bare