Di dalam mobil warna hitam yang tentu dia sewa, Sultan mengintai rumah bercat orange didepan sana. Menyesap rokok yang terselip dijari, detik kemudian, kepulan asap menguar, keluar melalui kaca yang ia buka sedikit. Tangannya mulai bergerak meraih ponsel yang ia taruh dikursi samping kemudi. “Sa, siap lo. Itu mereka udah pergi.” Serunya pada Marisa—seorang wanita, lebih tepatnya, sahabatnya sejak tinggal di LN dulu. “Iya, gue udah atur.” “Yaudah, hati-hati. Begitu lo masuk, gue langsung jalanin mobil kesitu.” Telpon berakhir, Sultan kembali meletakkan ponsel. Menyesap rokok untuk terakhir kali. Lalu membuang putungnya masuk ke selokan yang ada air limbah. Di lihatnya, Marisa berjalan menuju rumah yang beberapa bulan ditempati Intan. Mengetuk pintu, mengucapkan salam, tapi tak ada tangg