Vio tiba-tiba menangis, setelah mama mertuanya dan tunangan suaminya keluar dari rumah. “Hei, sayang, kenapa? Ada yang sakit? Kita ke dokter, ya?” tanya Jarek yang raut wajahnya kini menjadi panik. Apalagi, ia seketika mengingat kejadian saat ia datang sang istri di dorong hingga tersungkur ke lantai. “Maaf, mas,” ucap Vio dengan suara tersendat-sendat karena menangis. “Sayang, kita ke rumah sakit, ya,” ajak Jarek yang sudah merangkul kedua lengan atas sang istri. Vio menggelengkan kepalanya, “Maafin aku, mas,” ucapnya lagi yang suaranya masih tersendat-sendat. “Iya, iya, mas maafin. Sekarang kita ke dokter, ya,” ajak Jarek lagi dengan nada suara lembutnya. Vio kembali menggelengkan kepalanya, tangannya bergerek untuk mengusap air matanya. “Maafin aku karena aku mas jadi bertengkar d

