Dorr... Sebuah tembakan terlepas dari atas atap, Niel membelalakkan matanya tak percaya. Ceceran darah menghiasi pintu keluar atap lalu seorang pria berjaket kulit cokelat tergeletak bersimbah darah di dekat pintu. "Benet!" ucap Niel bergetar. "Benet! Itu jaket milik Benet! Dia di serang oleh mereka, Benet telah tewas!" gumam Niel lagi. Kakinya sangat sulit untuk di gerakkan, bahkan otot-otot di seluruh tubuhnya terasa lumpuh tak berdaya. Dia yakin bahwa pria bersimbah darah di dekat pintu itu Benet, rekannya. Niat Niel untuk menghampiri Benet lenyap sudah, mengingat ada empat musuh yang mengepung Benet. Jika dia datang, maka sama saja dengan bunuh diri. Niel memaksakan kakinya untuk melangkah menjauh dari tangga gedung, ia tak ingin kawanan anak buah Rian akan menge