4

1288 Kata
Jam baru saja menunjukkan pukul 7 pagi tapi Eliza mendengar suara ribut di depan rumahnya. Hari ini ia memang dapat shift siang jadi ia tak perlu bangun terlalu pagi untuk berangkat kerja. Apalagi semalam ia juga pulang larut dan bekerja lembur jadi pagi ini ia merasakan badannya sangat sakit. Tapi belum puas ia tidur di luar ada suara ribut yang menggangu tidurnya. Dengan langkah yang berat Eliza berjalan menuju ke pintu masuk untuk tahu siapa yang menggangu tidurnya. Ketika ia membuka pintu rumahnya disana ia melihat seorang ibu-ibu yang berpenampilan sangat elegan. Dan Eliza pastikan semua barang yang menempel pada tubuhnya adalah barang-barang bermerk. "Maaf Bu ada apa ya pagi-pagi sudah datang ke rumah saya?" tanya Eliza dengan nada yang menyindir. "Mana jalang yang bernama Marissa. Saya mau ketemu sama dia?" tanya ibu-ibu dengan emosi. Tak berapa lama Marissa dan Tante Susi datang menemui Eliza dan ibu-ibu itu. Karena mereka juga merasa terganggu suara bisik yang ditimbulkan dari ibu-ibu itu. "El ada apa sih pagi-pagi gini udah ribut. Loe ga tahu gue masih ngantuk," Kata Marissa sewot. "Tuh loe ada yang nyariin. Loe temuin ibu-ibu yang udah buat keributan disini. Gue mau balik ke kamar. Loe urus sendiri," kata Eliza tak kalah sewot Eliza pun membiarkan Marrisa dan Tante Susi bertemu dengan ibu-ibu galak yang datang ke rumah mereka. Sepertinya ibu-ibu itu istri dari om-om yang menjadi sarang uang bagi Marissa. Ini bukan kali pertama ibu-ibu seperti itu datang ke rumahnya. Karena Eliza tahu Marissa yang tak bisa hidup susah rela melakukan banyak cara agar tetap bisa hidup senang. Walaupun itu dengan cara menjual dirinya. Dan tentu saja istri dari para lelaki hidung belang yang menjadi pelanggannya pasti akan datang kesini untuk menumpahkan kekesalannya. Dan bagi Eliza ia tak mau ambil pusing. Cukup ia hidup tenang dan bahagia. Tak perlu muluk-muluk. Eliza tak ingin terlalu fokus soal uang baginya ia bisa makan setiap hari dan bisa menyisakan uangnya untuk di tabung saja itu sudah lebih dari cukup. Eliza pun memilih untuk kembali ke kamar dan melanjutkan tidurnya yang terganggu. Karena ia masih sangat mengantuk dan ia butuh tidur sekarang. @ toko roti "Ayolah El temenin aku ke acara pernikahannya Vanya. Aku gak mungkin kan datang kesana sendiri. Cuma kamu sahabat yang gue punya," kata Andra sahabat baik Eliza. "Kenapa mesti aku? Kamu kan bisa datang sendiri, ga papa kan? Apa karena kamu mantannya Vanya jadi kamu gak mau nunjukin kalau loe masih jomblo sampai sekarang?" sindir Eliza penuh pertanyaan. Andra Marley merupakan putra dari seorang pengusaha Marley yang terkenal memiliki usaha di bidang penerbitan dan peralatan tulis terbesar di negeri ini. Persahabatan antara Andra dan Eliza sudah terjalin sejak mereka SMP. Saat itu kedua orang tua Eliza dan Andra adalah sahabat baik jadi secara otomatis anak-anak mereka juga menjadi sahabat baik. Walaupun Eliza sudah tak sekaya dulu tapi Andra masih tetap mau bersahabat dengan Eliza. Bahkan ketika SMA banyak yang mengira jika Eliza dan Andra berpacaran padahal mereka semua salah. Karena Andra dan Eliza benar-benar sahabat baik. Dan soal percintaan, Andra adalah sosok yang sangat setia bahkan ketika Vanya pacar terakhirnya berselingkuh di belakangnya hingga memutuskan bertunangan dengan selingkuhannya, Andra masih juga belum bisa move on. Padahal secara penampilan Andra bisa dikatakan sempurna. Ia tampan, kaya, dan ia juga yang akan menjalankan bisnis yang telah ayahnya berikan padanya. Tapi dasar Andra kalau sudah cinta sama seseorang pasti akan susah untuk move on. "Iya gara-gara itu. Makanya kamu temenin aku. Please kali ini bantuin aku," pinta Andra penuh harapan. "Ok...Ok aku temenin kamu. Kamu jemput aku. Dan aku mau sebagai bayarannya kamu harus nemenin aku buat ngajar anak-anak jalanan Minggu depan. Deal?" kata Eliza meminta imbalan. "Ok deal. Aku bakal lakuin apapun yang kamu minta asal besok malam kamu nemenin aky ke acara itu," kata Andra berjanji. "Ok. Besok kamu jemput aku di rumah kebetulan besok aku libur kerja," kata Eliza berpesan. "Ok my Best friends. Thanks El. Kamu emang sahabat terbaik aku," kata Andra memuji Eliza. "Hmmmm..." Eliza hanya bergumam mendengar pujian dari sahabatnya ini. Walaupun sahangatnya ini suka seenaknya sendiri tapi Eliza jujur kalau ia sedang ada masalah maka Andra akan menjadi orang  pertama yang akan membantunya. "Udah sana kamu  balik kantor. Kamu gak mau kena omel Om Arya gara-gara jalan-jalan pas jam kerja," kata Eliza sewot. "Iya.. iya ini aku juga mau balik. Ya udah aku cabut dulu. Besok jangan lupa dandan yang cantik," Goda Andra sambil mengedipkan sebelah matanya. "Hahhh..." Eliza hanya bisa menghela nafas mendengar kata-kata sahabatnya ini. Setelah itu Eliza kembali bekerja karena tak berapa lama ada beberapa konsumen datang untuk membeli roti di toko kue ini. Malam berikutnya Di sebuah kamar tampak seorang gadis sedang memakai gaun peninggalan ibunya yang begitu pas di tubuhnya. Gaun berwarna dust pink sangat cocok di tubuh putih milik gadis itu. Dengan riasan make up yang sangat natural membuat wajah gadis itu tampak sangat cantik. Rambut panjangnya ia gulung berbentuk konde yang memperlihatkan leher putihnya yang jenjang. Dan gadis cantik itu adalah Eliza. Eliza sedang memoles lipstik berwarna nude di bibir. Dan tiba-tiba hpnya berbunyi dan nama Andra tertera di layar. "El aku udah di depan," kata Andra di seberang telepon. "Bentar lagi aku turun. Kamu tunggu aja di bawah." Eliza pun bergegas untuk turun menemui Andra. Eliza pun segera bergegas. Ia melihat penampilannya di cermin. Dan ia merasa penampilan malam ini tak berlebihan. Minimal ia tak malu-maluin ketika datang ke acara yang pasti akan didatangi banyak orang. Eliza pun langsung memakai sepatunya dan bergegas menemui Andra. Tapi sebelumnya Eliza pergi ke kamar Om Rudi untuk bilang kalau tidak usah menunggunya pulang. "Om El mau pergi sama Andra. Jadi Om gak usah nungguin El. Om bisa langsung istirahat aja," Kata Eliza berpesan. "Iya El. Om tahu. Kamu hati-hati di jalan ya. Dan satu lagi kamu cantik banget El. Kamu mirip banget sama bunda kamu," Puji Om Rudi ketika melihat penampilan Eliza malam ini. "Makasih Om. Kalau gitu El berangkat dulu. Andra udah nunggu di depan soalnya," Kata Eliza berpamitan. Setelah berpamitan dengan Om Rudi, Eliza bergegas menemui Andra. "Ini benar-benar Eliza Zachri sahabat aku. Tumben kamu bisa dandan cantik gini. Kalau kamu jadi cantik gini ntar gue bisa naksir dong sama kamu," kata Andra memuji dan menggoda Eliza. "Sialan kamu ya Ndra. Ya udah kalau kamu cuma bisa nyindir aku mending aku gak usah nemenin loe," Kata Eliza sebal. "Eehhhh. Jangan dong El. Sorry bukannya aku ngeledek kamu. Tapi kamu benar-benar cantik kok. Andai aja kamu bukan sahabat gue mungkin aku bisa jatuh cinta sama loe," kata Andra sambil melirik ke arah Eliza. "Udah deh jangan mulai. Kita mau berangkat atau mau tetap disini," kata Eliza sewot. "Ok...Ok kita berangkat. Silahkan masuk tuan putri."  Andra berkata sedikit lebay pada Eliza. Eliza pun tak menggubris sikap tengil Andra. Ia memilih untuk masuk ke mobil Andra dan tak  mau memperpanjang masalah. Disebuah hotel dimana tempat pernikahan antara Vanya dengan Russel Xalim di gelar dengan sangat mewah. Wajar saja karena Russel Xalim adalah seorang pengusaha yang sukses di negeri ini. Dan satu hal yang Eliza tahu bahwa perbedaan antara Vanya dan Russel Xalim 15 tahun. Tetapi dari berita yang Eliza lihat di usianya yang sudah 35 tahun masih terlihat tampan dan awet muda. Sementara itu ada seorang laki-laki tampan dengan memakai jas yang begitu pas di badannya yang atletis menjadi pusat perhatian banyak orang terutama para wanita. Dengan ekspresi khasnya yaitu datar, laki-laki itu berjalan menuju Russel Xalim untuk memberi selamat. "Selamat Mr. Russel atas pernikahannya," kata laki-laki itu memberi selamat. "Wah saya gam menyangka seorang William Ritz bersedia datang ke pertunangan saya," kata Russel menjabat tangan William. "Saya hanya menghormati undangan yang anda kirimkan kepada saya. Walaupun mungkin kita bersaing dalam bisnis tapi setidaknya saya di ajarkan oleh orang tua saya untuk menghormati jika ada yang mengundang saya ke sebuah acara," kata William dengan ekspresi datarnya. Dua pengusaha besar bertemu dan sontak itu menjadi perhatian banyak orang yang datang dalam acara itu. Karena keduanya adalah pewaris bisnis keluarga Ritz dan Xalim. Jadi bisa di rasakan aura kuat diantara mereka berdua. Happy reading....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN