"Kamu ke sini lagi?" Aku meminta kembali bertemu dengan Ervan, karena Ayahku yang memintanya. Dan aku yakin sekali wajah terkejut penuh tanya ketika aku kembali itu adalah sebuah kepura puraan. Aku duduk di kursi seperti tadi, dan meletakan kedua tangan ku di atas meja. Ku tatap laki laki itu yang sepertinya sedang setia menungguku untuk berbicara. "Jadi apa yang harus aku lakukan? kenapa kamu sampai memberitahu ayah, kalau aku telah menolak kerja sama dari mu?" Ervan menautkan kedua tangan dan meletakannya di atas meja. menatapku lekat seolah sedang ingin mengatakan bahwa ia memang begitu berkuasa atas diriku. Dan aku menurutnya aku tidak akan pernah menolaknya jika ia sudah memberitahu ayahku. "Kamu tahu, aku awalnya enggak nyangka kalau ayahmu akan begitu cepat merespon ini." "K