"Apa kabar?" Ervan memelukku. AKu bertemu dengannya di sebuah kafe yang ada di perbatasan. Jarak dari rumah kecil ku hanya lah membutuhkan waktu setengah jam saja. AKu menemuinya karena aku merasa cemas padanya. Laki laki itu terlihat semakin keren dan aku tenang melihatnya. "Aku baik sekali, dan kamu kenapa lari dari rumahnya asegap?" Dia meletakan s**u hangat di atas meja. dia membelikan ku s**u hamil dan menyeduhnya di minimarket. "Minumlah." Aku tersenyum meraih gelas pelastik tinggi yang sengaja ia beli. Laki laki ini sedari dulu memang sangat perhatian. Oh, iya. AKu bertemu dengan Ervan setelah urusan ku di rumah kecilku selesai. AKu juga sudah bertemu dengan RT di sana dan mengatakan semua maksudku untuk tinggal di sana. Aku mungkin tidak akan tinggal selamanya di sana. Hanya