Langit mungkin cerah, tapi hati Nayla tetap saja mendung. Mendung yang tidak tahu malu, tetap menggantung bahkan saat matahari terang-benderang menyinari kampusnya dari segala arah. Kampus Swasta itu seperti biasa, riuh dengan lalu-lalang mahasiswa yang berpacu mengejar kelas pagi, tugas presentasi, atau ... cinta yang tak kunjung dibalas. Tapi Nayla? Dia berjalan seperti tokoh utama di video klip patah hati—bedanya, tanpa angin dramatis atau efek slow-motion. Hanya tas selempang yang menggantung miring dan langkah kaki lesu yang tak tahu arah. Matanya sembab. Bukan karena habis nangis, tapi karena semalaman nonton ulang story Adrian di i********:. Ya, Adrian. Cowok itu memang jahat. Sudah pindah ke Tokyo, tapi tetap konsisten menghancurkan konsentrasi Nayla dari jarak ribuan kilometer.