Restu

1585 Kata

Malam sudah larut, tapi mata Nayla belum mau terpejam. Di sisi tempat tidurnya, lampu baca menyala temaram. Hujan yang sempat turun sore tadi masih menyisakan aroma tanah basah yang menyelinap lewat jendela yang terbuka sedikit. Dia keluar kamar bermaksud kembali ngobrol jika Adrian masih di balkon, tapi ternyata dari pintu kamarnya, Nayla bisa mendengar sayup-sayup suara Adrian di balkon. Ia tak berniat menguping, tapi nada suara itu—hangat dan sedikit gugup—membuat langkahnya terhenti di ambang pintu. “Iya. Kami satu kampus lagi sekarang. Dia kerja di perpustakaan di kampus.” Suara Adrian terdengar jelas di sela deru angin. Nayla merasakan sesuatu menghangat di dadanya. Adrian tertawa kecil, lalu melanjutkan, “Tapi sekarang ....” Suaranya mulai bergetar. “Kami nggak saling menyalahka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN