Lampu panggung mulai meredup, berganti dengan cahaya temaram dari chandelier besar di tengah ballroom. Musik lembut dari band akustik di sudut ruangan kembali mengalun, mengisi udara dengan nuansa hangat. Tepuk tangan yang tadi membahana mulai mereda, digantikan suara riuh rendah tamu yang saling bercakap. Setelah selesai mengucapkan terima kasih di atas panggung, Adrian meraih tangan Nayla, menuntunnya turun dari panggung. Jemarinya hangat, menggenggam mantap seakan ingin memastikan istrinya tetap berada di sisinya, apapun yang terjadi. Senyum tipis menghiasi wajahnya, tapi matanya menyiratkan rasa puas—momen mereka barusan sempurna. “Aku nggak nyangka kamu bisa ngomong sepanjang itu di depan semua orang,” bisik Adrian sambil menunduk sedikit, mendekati telinga Nayla. Nayla tersenyum m