Langit Jakarta tampak mendung pagi itu. Di kamar apartemen mungil yang hangat, aroma kopi bercampur dengan bunyi ketikan laptop terdengar berulang-ulang. Nayla duduk bersila di kursi kerja, rambutnya dikuncir tinggi, wajah serius menatap layar laptop. Kaos kelabu longgar yang ia kenakan terlihat kontras dengan semangat yang terpancar dari matanya. Meski ada lingkar hitam samar di bawah matanya, Nayla tetap fokus, seolah dunia di sekitarnya hilang. Sudah tiga minggu terakhir, hidupnya hanya berputar pada satu kata: skripsi. Setelah memastikan status kuliahnya aktif kembali, ia langsung bertekad menuntaskan semua yang sempat tertunda. Perjodohan, trauma, bahkan gosip orang—semuanya ingin ia tinggalkan dengan cara menutup satu pintu besar dalam hidupnya: menyelesaikan kuliah. “Kamu belum s