Janji yang Gagal Ditepati.

1037 Kata

Nayla menatap gaun kebaya pastel yang tergantung di balik pintu kamarnya. Warnanya lembut. Potongannya anggun, dengan renda halus di bagian lengan dan detail manik-manik kecil yang nyaris tak terlihat jika tidak diperhatikan benar-benar dekat. Gaun itu cantik— terlalu cantik untuk dikenakan dalam hari yang tak diinginkannya. Di mata orang lain, gaun itu simbol keberuntungan. Tapi di mata Nayla, itu adalah simbol kekalahan pelan-pelan. Kekalahan yang tidak meledak dalam perlawanan, melainkan merayap dalam keheningan. Kekalahan karena terlalu lama memendam. Terlalu sering diam. Hari ini, ia harus hadir dalam acara perkenalan keluarga. Ayahnya sudah berkata sejak pagi, dengan wajah penuh harap dan nada suara yang nyaris seperti ultimatum yang dibungkus lembut. “Cuma perkenalan,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN