36

1324 Kata

Aku dan Arman melangkah beriringan keluar dari kapal. Sesekali Arman menoleh memperhatikanku yang berjalan pelan di sampingnya. Satu tangan Arman menarik gagang koper, satunya lagi menenteng tali rafia yang membelit kardus berisi pakis. Aku hanya membawa tas tangan kecil dan plastik berisi camilan yang dibelikan ibu, hanya membawa itu saja sudah terasa berat. "Wajah adik terlihat pucat." Arman menoleh memandangku. "Itu karena aku ngantuk dan lapar juga." Toilet mana, ya? Aku menoleh ke kanan kiri. Arman tersenyum memperhatikanku. "Toilet ada di sana." Tudingnya sambil tersenyum. Ia berhenti dan aku pun memberikan tas tangan padanya. "Padahal udah buang air kecil tadi, di kapal, tapi tiap perjalanan aku selalu gini, deh. Pengen buat air kecil mulu." la mengangguk dan bibirnya mele

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN