"Assalamualaikum." Suara salam terdengar usai kami melakukan salat magrib berjemaah. Aku mencium punggung tangan suamiku, ia balas mencium keningku lalu aku melepas mukena dan berjalan ke depan setelah tersenyum padanya. Suara salam kembali terdengar disusul bunyi ketukan berkali-kali, mama pasti sudah tak sabar segera bertemu dengan anak semata wayangnya ini. Padahal juga kami sering vidio call. "Mela-niii, kamu keterlaluan sekali, bukannya sampai Jakarta segera ke rumah Ma-maaa,' kata mama sambil cemberut. Ia memelukku erat lalu menatap ke sana kemari dengan wajah antusias. "Wah, romantis sekali suamimu, Mel." Ia ternganga dengan wajah kagum yang tampak dibuat-buat. Aku tersenyum kecil padanya menyadari ia tengah berakting di hadapanku. "Udah, deh, mama gak usah pura-pura gak tau