"Kenapa tho?" tanya Nenek. Bapak langsung menutup penggorengan setelah itu mengajak Nenek keluar| "Belum matang," kata bapak pada nenek. Nenek melongok ke dalam, bapak merangkul bahunya mengajak Nenek melangkah menjauh meninggalkanku yang terbengong menatap penggorengan. Aku membuka tutupnya, lebih baik beri air daripada gosong. Mungkin harus lama ngerebusnya agar bulu bulu ayam bisa rontok dari tubuh ayam. Akhirnya aku menambahkan air dan menutupnya, setelah itu duduk di kursi membuka-buka sss. "Ehemp." Aku refleks mendongak, tersenyum kecil pada Mas Kusuma yang berdiri di ambang pintu. Lelaki itu masuk dan berjalan menuju kompor, ia membuka tutup, menggeleng geleng sambil tertawa. "Kenapa, Mas?" tanyaku heran, datang datang langsung menuju kompor saja. "Bapak menyuruhku ke si