Setelah makan, Farhan pun mandi. Itu adalah saat yang tepat untuk Indira pergi kan? Dia pun berkemas dan meninggalkan kost Farhan. Dia berjalan dan terus berjalan tak tentu arah. Lalu dia memutuskan singgah di restoran dua puluh empat jam. Dia duduk di sudut sambil memesan kopi, pikirannya seperti menghilang dari kepalanya. Dia hanya melamun hingga kopinya dingin. Panggilan Farhan dihiraukannya, hingga dia kemudian memberanikan diri mengirim rekaman video yang berisi chat dari aplikasi tadi. “Aku memang bodoh, tapi aku tulus! Kita putus!” tulis Indira setelah yakin pesan itu sudah terkirim. Dia pun memblokir nomor Farhan. Matanya kembali menangis, dia melihat pesan masuk, tertera nama Efrain. Dia pun membuka pesan itu. Efrain mengirim foto dari kamar hotelnya. “Hari terakhir, besok