Malam itu, jalanan kota tampak lengang. Lampu-lampu jalan menyala redup, sesekali terdengar deru kendaraan yang lewat terburu-buru. Di sisi lain jalan, Alisa berlari dengan napas terengah-engah. Kakinya terasa berat, namun ia memaksa diri untuk terus melangkah. Di belakangnya, tiga pria bertubuh besar mengejarnya sambil melontarkan ejekan kotor. “Ayo, cantik! Jangan lari! Malam ini kamu milik kita!” teriak salah satu dari mereka sambil tertawa terbahak-bahak. Alisa menoleh sekilas, panik. Air matanya jatuh tanpa ia sadari. “Kenapa selalu begini?” batinnya berteriak. Ia sudah cukup menderita karena hidupnya yang keras, dan kini ia terjebak lagi dalam situasi menakutkan. Langkahnya kian tak terkendali, hingga— TIIINN!!! Cahaya terang menyilaukan matanya. Sebuah mobil melaju kencang ke