Semenjak dirinya dinyatakan hamil, Austin semakin protektif pada Kaylee. Pria itu selalu berada disisinya, seakan takut kehilangan momen sekecil apa pun.
Seperti pagi ini, Kaylee terbangun dengan aroma sup ayam hangat memenuhi kamar. Ia mengerjap, menoleh, dan melihat Austin dengan celemek membawa nampan berisi sarapan ke tempat tidur.
“Selamat pagi, Mama kecil,” ucapnya dengan senyum lebar yang membuat Kaylee tertegun sejenak.
“Apa yang kamu lakukan...?” tanyanya pelan, duduk perlahan sambil memegangi perut yang masih datar.
Austin meletakkan nampan dengan hati-hati di pangkuannya. “Kata dokter kamu harus makan teratur. Tidak boleh telat lagi. Jadi, aku masak. Ya… meski hanya menu sederhana.”
Kaylee tersenyum kecil, tapi matanya berkaca-kaca. Ini… sisi yang dimiliki Austin.
“Kamu
