Kaylee berdiri kaku di depan makam Austin. Batu nisan itu masih sama seperti terakhir kali ia lihat. Tertulis nama yang terus hidup dalam pikirannya meski telah bertahun-tahun. Auston Corxia 2019 – 2025 "Dalam kenangan yang penuh cinta.” Tangannya gemetar saat menyentuh permukaan batu itu, dingin dan berlumut. Ia berjongkok perlahan, meletakkan satu tangkai bunga lili putih. “Aku datang lagi,” katanya pelan, suara nyaris tenggelam dalam deru angin. “Aku... aku tidak tahu harus percaya siapa.” Matanya menatap nama itu, nama yang membuat dadanya masih terasa sesak meski bertahun-tahun telah lewat. Kaylee menggigit bibir, mencoba menahan gemetar suaranya. “Eric bilang kamu tidak pernah mati.” “Dia bilang... Axton bukan saudaramu. Tapi kamu sendiri.” “Itu gila, kan?” Ia tertawa get