Bab 54. Ian Punya Papa

1213 Kata

Langit Surabaya mulai meredup, cahaya sore menembus jendela kaca gedung supermarket yang dingin oleh hembusan AC. Adnan mendorong troli besar, berjalan di sisi Ian yang berlarian kecil sambil menunjuk rak demi rak. Indira berjalan di belakang mereka, kedua tangannya terlipat di d**a. Wajahnya datar, tapi matanya mengikuti setiap gerak-gerik mantan suaminya dan anak mereka. Adnan sengaja mengajak mereka berdua ke supermarket sebelum diantarkan ke rumah. Dengan harapan, anaknya tidak tantrum jika ia nanti pamit pulang. “Pa … ini oleh ndak?” Ian mengangkat beberapa bungkus keripik kentang ukuran besar, matanya berbinar. Indira langsung menegur, “Ian, jangan semua diambil. Nanti di rumah malah nggak dimakan.” Namun Adnan hanya tersenyum, meraih keripik itu dari tangan Ian dan meletakkanny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN