Bab 34. Dipaksa Ikut Makan Malam

1207 Kata

Langkah kaki Indira terdengar tergesa di sepanjang koridor menuju lift. Kantor lantai delapan sudah sepi, hanya suara AC sentral yang mendesis halus menemani. Jam sudah menunjukkan pukul 18.10. Semua karyawan sudah pulang lebih dari satu jam lalu. Ia meraih tas tangan dari balik meja kerjanya, mematikan lampu ruangan, lalu bergegas menuju lift. Pikirannya masih dipenuhi kemarahan yang belum tuntas—pembicaraan terakhir dengan Adnan menggantung seperti asap hitam di dadanya. Saat pintu lift terbuka di lobi utama, langkah Indira terhenti sejenak. Di sana, berdiri Adnan. Berdiri bersandar di meja resepsionis sambil bercakap ringan dengan salah satu staf perempuan. Tangannya menggerak-gerakkan pena, pura-pura mencatat sesuatu, seolah kehadirannya di situ adalah bagian dari rutinitas kerja.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN