Bab 85. Orang Tua Priscilla Ngamuk

1610 Kata

Suasana ruang penyidik di kantor polisi siang itu tegang. Lampu neon di langit-langit menyinari meja kayu panjang yang penuh map berkas, menambah kesan dingin dan kaku. Dua kursi untuk pengunjung diletakkan berhadapan dengan meja. Rima duduk di salah satunya dengan wajah merah padam, sementara Krisna berdiri, kedua tangannya bertolak pinggang. Seorang perwira polisi, berpakaian dinas lengkap dengan pangkat di pundaknya, mencoba menjelaskan dengan nada tenang. “Bu Rima, Pak Krisna … kami paham ini berat. Tapi bukti sudah jelas. Anak Ibu—saudari Priscilla—telah menabrak seseorang di alun-alun Surabaya minggu lalu. Satu korban meninggal dunia, yang anak kecil sempat mengalami koma, dalam beberapa hari. Ada saksi mata, juga rekaman CCTV. Jadi—” “Cukup!” Rima memotong dengan suara melengking

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN