"Aluna apa yang kamu pegang?" desau Awan merintih sakit. Bagaimana dia tidak merintih sakit bila yang Aluna pegang bukan pinggang Awan, melainkan bagian inti tubuhnya. Terlebih wanita itu mencengkeramnya erat juga meremas milik Awan. "Astaga! Apa yang ku pegang? Apa aku salah memegang sesuatu?" "Coba kamu lihat sendiri." Aluna kemudian mengintip dari atas bahu Awan, betapa tersentaknya dia kala melihat tangannya bukan berada di pinggang, tapi di tempat tersensitif dari tubuh pria ini. Sontak, ia pun menarik tangannya dari sana dengan cepat. Salah tingkah iya! Gugup dan bingung pasti! "A-aku akan pegang yang benar kali ini." Aluna baru bisa bicara setelah tercekat beberapa saat." "Sebaiknya begitu." Nada bicara Awan sedikit meninggi dari sebelumnya, kedengeran marah memang tapi seben