Aluna melihat kakinya sendiri. Memar di kakinya itu berkurang banyak. Padahal semalam hanya ia oles salep anti nyeri saja. Terlihat kakinya semalam juga bengkak. "Astaga! Salep anti nyeri pemberian Awan mujarab sekali. Sepertinya kakiku cepat sembuh nanti bila sering ku oles salep ini." Senyum menghiasi bibir merah Aluna. Aluna kemudian menegakkan tubuh, perlahan berdiri. Dia merasakan, kakinya tidak sesakit semalam. Terima kasih, Awan. Sejenak, Aluna kembali menatap Awan yang masih terpejam di kasur. Setelahnya ia keluar dari kamar untuk mandi. Setelah kepergian Aluna, Awan membuka mata. Dia sudah bangun sebenarnya, tapi pura-pura tidur. Ia menegakkan tubuh, turun dari ranjang. Setelahnya ia berjongkok di bawah kolong kasur. Ada mangkuk berisi air di sana yang kemudian diambilny