Reta POV. "Bentuk undangannya terlalu kolot. Aku enggak terlalu suka." Ujar Kak Arya. Saat ini aku dan kak Arya berada di rumahnya Kak Arya. Kami akan membuat kartu undangan untuk pernikahan kami. Pulang kerja, kami langsung ke sini. Awalnya aku ingin merumuskan undangan ini di rumah ku. Namun karena kedua orang tuaku sedang pergi mengunjungi nenek. jadinya aku berada di rumahnya Pakde Haya. Kami merumuskannya di sini. "Enggak, ko. Menurutku ini udah bagus." sahutku "Ini terlalu gold. Aku sukanya yang warna hitam gitu. Jadi kesannya elegan." "Dih, jangan hitam juga lah. Masa warna undangan pernikahan hitam? udah kaya undangan kematian aja." Sungutku kesal. Habisnya Kak Arya ini memang selalu mengada ngada saja. Biasanya undangan pernikahan itu yang berwarna warni yang indah dan c