CHAPTER 12

937 Kata
Steven naik ke atas tubuh cantik Skyla dan mulai menggesek-gesekan miliknya disela kedua bukit kembarnya. Skyla yang tidak perlu diajarin secara naluri memgerti. Steven mendesah dan terus bergerak untuk mencapai kepuasannya. Tak lama kemudian Steven bangkit dari posisinya sambil menahan pelepasanya itu. Memberikan kecupan kecil pada perut rata Skyla lalu dengan posisi yang tepat, mulai mengarahkan miliknya masuk ke dalam inti wanitanya untuk melakukan penyatuan. “Ini akan sedikit sakit Baby ... bertahanlah.” Yang dibalas anggukan kepala oleh Skyla. “Ahh … Steve … sakit,” desis Skyla yang merasakan intinya begitu sakit. “Bertahanlah Baby, punyamu begitu sempit sangat susah untuk memasukinya.” Dan dalam satu hentakan, Steven berhasil menerobos salaput dara milik Skyla. Skyla merintih kesakitan, kedua tangannya mencakar punggung badan milik pria itu sebagai pelampiasan rasa sakitnya. Steven mencium kedua mata Skyla yang tengah mengeluarkan air mata. “I'm sorry Baby ... I will not hurt anymore.” Dapat dilihatnya darah yang mengalir disela inti. Wanita ini telah menjadi miliknya, perasaan senang hinggap di dadanya. Mulai sekarang Skyla adalah wanitanya, selamanya akan menjadi miliknya. “Can i move now? I will do slowly.” Skyla yang merasa sakitnya intinya tidak terlalu sakit lagi pun menganggukan kepalanya. Dengan perlahan Steven bergerak, takut menyakit wanitanya. Sambil bergerak, diciumnya bibir Skyla dengan lembut. Desahan Skyla yang tertahan membuat Steven semakin bernafsu. Gerakan Steven sedikit cepat. Melepaskan pangutan bibir diantara mereka berdua. Kepala Steven mendogak keatas merasakan kenikmatan yang selama ini ia cari dan tidak dapat ditemukan saat bersama para jalangnya. Merasakan miliknya berkedut kembali bahkan kedutannya semakin terasa saat Steven menekan miliknya dalam-dalam pada intinya. Skyla yang tahu bahwa dirinya kembali mendapat pelepasannya meminta Steven untuk mempercepatnya. Memeluk tubuh kekar pria yang di atasnya dengan erat. Desahan nikmat keduanya memenuhi kamar itu. Tak berapa lama keduanya menjerit sambil memanggil nama satu sama lain. Cairan milik mereka menyatu di dalam sana, ini s*x yang paling nikmat pernah Steven rasakan. Salah, bukan s*x tapi bercinta, paling hebat dan memuaskan yang pernah ia lakukan selama hidupnya. Baru kali ini Steven mendapatkan pelepasan yang sangat luar biasa dan hanya dirasakan saat bersama Skyla. Ini bukan pertama kalinya Steven memerawani wanita, sebelumnya ia pernah memerawani Elisa tetapi rasanya berbeda. Mungkin dikarenakan Elisa memaksanya dan menyerahkan dirinya seperti para jalang diluar sana. Steven melepas penyatuannya dan melihat Skyla yang sudah tertidur, tidak tega untuk melanjutkan sesi ronde selanjutnya. Memberikan ciuman di kepala Skyla kemudian membersihkan cairan bercinta mereka setelah itu bergabung dengan wanitanya. **** Paginya, Skyla terbangun merasakan badannya remuk dan sakit seperti dihajar habis-habisan. Skyla melihat sebuah lengan memeluk pinggangnya, terkejut ingin menjerit tetapi tertahan karena sebuah ciuman membungkam bibirnya. “Good Morning Baby.” Skyla terbengong dan mengedipkan matanya beberapa kali. Steven yang melihatnya gemes langsung mencubit pipi tembem wanita itu untuk menyadarkannya. “Ouchh,” rintih Skyla memegang pipinya yang terasa sakit. Jadi ini bukan mimpi. Lain halnya dengan Steven, mendegar suara merintih Skyla membuat libodonya kembali naik. “s**t Baby! Kamu membangun singa yang tertidur dan sekarang kamu harus bertanggung jawab,” geram Steven menggertakan gigi menahan gairahnya. Skyla yang belum sepenuhnya mencerna perkataan Steven langsung di terkam olehnya. Apa lagi kalau bukan olahraga favorit Steven di pagi hari yaitu bercinta. Setelah menggempur Skyla habis-habisan, kini mereka berbaring di ranjang dengan nafas tersengal-sengal. Skyla menutup erat tubuh polosnya dengan selimut takut jika pria itu kembali menerkamnya lagi. Steven memiringkan badannya dengan tangan kanannya menopang kepalanya, mecolek hidung Skyla dengan jemarinya tetapi langsung di tepis oleh wanitanya malah tatapan tajam yang ia dapatkan. “Ini semua karenamu, badanku rasanya mau remuk semua.” “Tapi rasanya nikmatkan,” goda Steven membuatnya mendapat pelototan mata dari Skyla. Menarik selimut membungkus badannya yang polos, Skyla beranjak dari ranjang. “Auchh ...” rintih Skyla merasakan sakit pada intinya. Steven lupa bahwa ini pertama kalinya buat wanitanya, langsung digendongnya Skyla menuju kamar mandi. “Untuk beberapa hari kedepan, kamu tidak akan bisa berjalan.” Jelas Steven yang sudah mendudukan Skyla di atas wastafel lalu pria itu mengisi air hangat di bathup hingga setengah kemudian membawa wanitanya untuk membaringkannya disana. Merasa malu dengan Steven yang melihat tubuh polosnya kembali, wanita itu menyuruhnya keluar biarkan ia melakukannya sendiri. Steven pun menyetujui, ia berjalan keluar meninggalkan Skyla kemudian mengambil ponselnya untuk menghubungii dokter pribadinya dan juga Edgar. Skyla yang tengah berendam merasa lebih rileks dan rasa sakit di intinya sedikit menghilang. Teringat akan kejadian semalam dan tadi pagi, wajahnya seketika memerah. Menyesal pun sudah terlambat karena ia sendiri terbuai dengan permaian pria itu. Steven yang terlihat bugar setelah mandi di kamar sebelah, berjalan menuju kamar Skyla. Apa dia belum selesai mandi? Steven mengetuk pintu kamar mandi Skyla tetapi tidak ada jawaban. Steven yang takut terjadi sesuatu dengan Skyla langsung membuka pintu dan melihat wanitanya masih berendam. Skyla terkejut melihat Steven yang tiba-tiba masuk hanya menggunakan bathrobe. “Kenapa menerobos masuk tanpa se-izinku?” tanya Skyla menutup kedua dadanya dengan menyilangkan tangannya. “Kamu terlalu lama berendam dan itu tidak baik,” jawab Steven berjalan mendekati Skyla lalu mengangkat tubuh wanita itu keluar dari sana. Skyla pun melingkarkan tangannya di leher Steven dengan membenamkan wajahnya di d**a pria itu. Mendudukan Skyla di ranjang kemudian pergi mengambil handuk untuk mengeringkan tubuh wanita itu. Skyla merasa malu, memegang tangan Steven yang ingin mengelap tubuhnya. “Biar aku saja.” “Baiklah, lekas berpakaian! aku sudah memanggil dokter untuk memeriksa tubuhmu. Sepertinya semalam aku bermain terlalu kasar dan lepas kendali, aku lupa bahwa ini pertama kalianya buatmu malah tadi menyerangmu kembali.” Skyla tersentuh dengan kepedulian Steven terhadapnya kemudian menganggukan kepalanya. Di usapnya lembut kepala Skyla sebelum pergi keluar menemui dokter tersebut yang sudah berada di depan.                                                                                                                                  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN