Merasakan sensasi menggelitik, Skyla semakin mempererat cengkraman jas Steven. Hasrat Steven semakin kuat, tak sengaja melihat kaki jenjang Skyla terekspos. Seketika terlintas ingatannya kembali saat di dalam pesta tadi, entah sudah berapa baanyak pria yang melihatnya. Kerongkongannya menjadi kering, darah dalam tubuhnya mulai mendidih. Steven langsung membuka pintu mobil Skyla, mendorongnya masuk dan mengendarainya dengan kecepatan penuh.
Skyla diam tidak berkutik, mengenggam erat peganggan di atas pintu mobil. Dalam waktu beberapa menit mereka sudah berada di pakiran apartemen. Steven lekas turun, membopong Skyla seperti karung beras berjalan memasuki gedung apartemen.
Skyla berontak, menjerit meminta diturunkan sambil memukul punggung badan Steven dengan menggoyangkan kedua kakinya. Bunyi bip terdengar setelah Steven memasukan password apartemen Skyla, menggunakan satu tangannya membuka pintu itu dan masuk layaknya dialah pemilik apartemen ini.
“Dimana kamarmu?”
“Turunkan aku.” Steven membuka pintu bercat krem dan menelusuri isi ruangan itu. “Sepertinya ini kamarmu.” Masuk dan menutup pintu menggunakan kakinya. Dilemparnya tubuh Skyla di atas ranjang lalu dibukanya jas dan juga kemejanya “A— apa yang kamu lakukan? Ke—kenapa kamu membuka pakaianmu?” tanya Skyla dengan wajah yang ketakutan.
“Apa lagi Baby, jika bukan memberimu hukuman,” bisik Steven serak. Pria itu langsung menyambar bibir ranum Skyla, melumatnya dengan begitu ganas.
“Hmpptt ...” Awalnya meronta, lambat laun terlena. Skyla menutup matanya, kedua tangannya bergerak naik menggalung di leher pria itu dan membalas ciuman itu.
Steven tersenyum bahagia di sela-sela ciuman mereka, dibaringkan Skyla dan menopang tubuhnya agar tidak menimpa wanitanya. Bibir keduanya saling melumat dengan panas, bertukar saliva kemudian saling menghisap. Steven melepaskan ciumannya saat merasa pasokan oksigen semakin tipis. Di dekatkan bibirnya pada daun telinga Skyla dan membisikan sesuatu. “Aku akan memberimu hukuman yang akan membuatmu mendesah namaku Baby.” Terus merangsang gairah wanita itu dengan bermain di daun telinga menggunakan ujung lidahnya terkadang mengigitnya. Tubuh Skyla menggeliat merasakan sensasi menggelitik di tubuhnya.
“Apa kamu tahu kesalahanmu Baby?” Skyla menggelengkan kepalanya, ia tidak bisa berpikir lagi akibat sentuhan yang diberikan Steven kepadanya.
“Kesalahan pertamamu yaitu gaun sialan yang kamu kenakan ini,” ungkap Steven. Ciumannya perlahan turun ke leher putih Skyla membuat wanita itu mengigit bibirnya menahan desahan agar tidak keluar.
“Yang kedua, aku tidak suka cara para pria menatapmu seakan ingin memilikimu dan membawamu ke ranjangnya.” Steven semakin dalam menciumi leher Skyla, menggigit dan menghisap leher jenjang itu hingga meninggalkan jejak merah disana.
“Mpphh ... Steve …” desah Skyla memejamkan matanya menikmati perlakuan Steven. Setelah puas bermain dan memberikan tanda kepemilikan yang banyak di leher Skyla, ciuman Steven perlahan naik dan sekarang berada tepat di atas bibir wanita itu dengan tatapan penuh gairah. “Dan terakhir, tangan ini.” Di ambilnya tangan Skyla lalu dikecupnya dengan lembut. “Tangan ini, beraninya kamu memberikannya kepada si tua bangka itu untuk di ciumnya. Tangan ini milikku dan hanya aku boleh mengenggamnya dan menciumnya. Apa kamu mengerti, Skyla?” Skyla pun menganggukan kepalanya. “Bagus, setelah menghukummu aku akan mengurus tua bangka itu.” Kembali mencium bibir Skyla. Skyla yang sudah terselubungi gairah dalam pikirannya persetan dengan hilang keperawananya. Mungkin Skyla akan menyesal setelah melakukannya, tapi untuk sekarang yang ia butuhkan adalah memadamkan gairahnya.
Tangan Steven perlahan turun kebawah tanpa melepaskan ciuman mereka. Membuka resleting belakang gaun Skyla kemudian menuntun jemari wanita itu ke arah kemejanya. Skyla yang mengerti maksud Steven, membuka satu persatu kancing kemejanya tanpa melepas ciuman bibir mereka. Steven yang merasa Skyla terlalu lama membuka kemejanya langsung mengoyak kemejanya sendiri, kancing kemeja jatuh bertebaran dimana-mana tetapi tak dihiraukan mereka.
Melihat tubuh six pack Steven membuat Skyla terpana. “Suka dengan pemandangannya Baby, tubuh ini milikmu,” ucap Steven tersenyum dan langsung menyambar bukit kembar yang menggantung itu dengan mulutnya.
“Nghh ... yangg pelann …” rintih Skyla sambil meremas rambut Steven.
Steven terus menghisap, menjilat dan sedikit mengigit puncak bukit itu dan tangannya yang lain sibuk meremas bukit yang satunya lagi. Skyla mengeluh merasakan kedua miliknya dimainkan. Perlakuan Steven membuat Skyla semakin lama semakin panas dan merasakan miliknya yang dibawah telah basah. Steven langsung membuka tali pinggangnya, menurunkan celana sekaligus boxernya. Skyla yang melihat kepunyaan milik Steven yang begitu besar dan berdiri tegak seketika merasa takut karena ini pertama kalinya ia melihat aset dari seorang pria. Melihat wajah Skyla yang ketakutan, pria itu langsung mengecupnya. “Hei Baby, don’t be scared.” Melumatnya dengan lembut sambil membawa jemari wanita untuk mengenggam miliknya.
Skyla terkejut, menarik tangannya akan tetapi langsung di tahan oleh Steven. “Baby ... calm down ... peganglah. Jangan takut, aku akan mengajarimu,” geram Steven menuntun kembali tangan Skyla menyentuh miliknya.
“Oughhh ... yes Baby, like that,” desah Steven menikmati jemari Skyla bergerak naik turun mengerut miliknya, walaupun gerakkannya masih kaku karena ditutun olehnya tetapi rasanya sangat nikmat. Merasa Skyla sudah terbiasa dan tidak takut lagi, Steven melepas tangannya menikmati gerakan jemari Skyla mengerut kepunyaannya.
“Fasterrr ...” pinta Steven yang merasa tersiksa. Skyla pun menambahkan kecepatan tangannya mengocok dengan gerakan naik-turun yang semakin lama semakin cepat. Steven mengerang sambil merem menegadahkan kepalanya menikmati permainan Skyla pada miliknya. Tidak ingin kedua tangannya menganggur, Steven mulai meremas kedua bukit kembar milik Skyla. Skyla mendesah membuat hasrat pria itu semakin memuncak. Merasakan miliknya berkedut langsung memberhentikan pergerakan tangan Skyla. “Aku tidak ingin keluar sebelum memasukimu Baby,” ujar Steven yang langsung melepaskan gaun dari tubuh Skyla beserta dengan celana dalamnya. Ini pertama kalinya Skyla telanjang dan memperlihatkan asetnya kepada seorang pria membuatnya malu dan mencoba menutupi tetapi langsung di tahan oleh Steven. “No Baby ... don't close it ... it's beauty ....”
Tangan Steven bergerak mengelusnya perlahan, dapat dirasakan kenyal dan basah. Pria itu tidak pernah selembut ini saat melakukannya apalagi dengan para jalangnya bahkan pada Elisa pun yang notabenya sahabatnya sendiri, tidak pernah mendapat perlakuan seperti ini. Biasanya Steven suka melakukan dengan cepat dan kasar, semua itu hanya semata untuk menyalurkan hasratnya dan penaknya. Akan tetapi dengan Skyla, Steven menamainya dengan bercinta bukan s*x.
“Steven ... apa yang kamu lakukan?” desis Skyla yang mengangkat kepalanya dengan sedikit menunduk untuk melihat apa yang dilakukan pria itu dibawah sana. Steven menggubris pertanyaan Skyla, ia sibuk bermain dengan milik wanita itu. Skyla mengerang melengkungkan tubuhnya ke atas saat merasakan jari pria itu memasuki intinya dan mulai bergerak di dalam sana.
Skyla terus mengerang merasakan jari Steven bermain dalam intinya. Mendengar suara desahan Skyla yang keluar dari mulutnya membuat pria itu tempo gerakannya. Rasanya begitu ketat, tanpa melepaskan permainannya Steven menedekatkan wajahnya untuk memberi sensasi lebih nikmat dengan menggunakan mulutnya. Mendogakkan kepalanya keatas, kedua tangannya telah meremas rambut Steven yang ada dibawahnya untuk menahan rasa nikmat yang tiada tara yang telah diberikan pria itu kepadanya. Dapat dirasakan miliknya mulai berdenyut pertanda gelombang kenikmatan itu akan segera datang menghampirinya.
“Please, Be … Fasterr…” Skyla memohon.
Gerakan tangan Steven semakin cepat, Skyla semakin menggelinjang kedua tangannya meremas kuat seprei putih ranjangnya. Rasanya nikmat sampai di ubun-ubun dan ini pertama kalinya merasakannya. Miliknya yang berkedut hebat, tubuhnya semakin melenting ke atas. Pelepasan itu pun datang dan ia rasakan. Tubuhnya bergetar hebat dan Steven yang melihatnya tersenyum puas, itu berarti dirinya berhasil memuaskan wanitanya. Di bersihkan cairan milik wanitanya denggan mulutnya tanpa menyisahkannya.
Skyla yang masih menikmati pelepasannya kembali b*******h mendapat rangsangan dari Steven. “Ini baru permulaan Baby, masih ada kenikmatan lainnya yang akan kamu rasakan. Bersiaplah.”