Bab 17. Andai aku seorang Amara

1577 Kata

“Jangan sedih gitu dong wajahnya,” bujuk Arka ketika melihat Lembayung hanya diam termenung selama perjalanan. Lembayung menoleh pada Arka, seraya berkata dengan raut wajah sedih, “Memangnya mas Arka gak sedih? Mereka bahagia sekali. Setiap hari aku mencoba untuk terbiasa melihat mas Raga dan mbak Mara bersama. Tapi entah mengapa semakin membiasakan diri, kok aku semakin canggung dan tak nyaman. Aku tahu mas Raga sukanya sama mbak Mara, tapi tetap aja di dalam hatiku selalu bertanya, apakah tak ada sedikit perasaan suka untukku dari mas Raga?” Arka mencubit pipi Lembayung lembut. Pertanyaan Lembayung entah mengapa tak bisa ia jawab, karena kenyataannya saat melihat Amara dan Raga bersama, ia tidak sesedih yang ia bayangkan sebelumnya. Ia merasa biasa saja. “Tadi malam aku sudah mula

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN