"Abang Yevan ini, sudah siap belum sih jadi Abba?" Asila menempelkan wajahnya di d**a Revan. "Kalau sudah memutuskan untuk menikah, tentunya sudah siap dengan segala konsekuensinya, termasuk jadi Abba." "Oh, begitu ya. Siap bangun tengah malam saat anak bangun?" "Siap?" "Siap membantu untuk mengurus anak?" "Siap." "Siap, kalau nanti perhatianku akan terbagi?" "Siap." Revan melepaskan pelukan Asila, ia menarik mundur tubuhnya. Ditatap wajah Asila yang mendongak ke arahnya. "Masih pusing?" Tanya Asila. "Sedikit." "Masih mual?" "Sedikit." "Masih penasaran, kenapa bisa mual, dan pusing?" "Iya," kepala Revan mengangguk. Asila kembali tersenyum. Diambil sesuatu dari kantong baby doll yang ia pakai. "Ini jawabannya, Abang Yevan sedang ngidam." Asila mengacungkan test pack di tanga

