Pintu kamar yang Vani tempati selama dua hari terakhir di salah satu rumah sakit swasta paling besar di kotanya terbuka memunculkan wajah tegar milik ayahnya, kontan saja Vani melebarkan kedua tangannya dan kembali menangis. Ia butuh pelukan ayahnya lebih dari yang semua orang tau. “Ayah disini,” ucap Teja lembut dan memeluk anaknya sayang. Ia juga berduka tapi ia tau duka yang dialami anaknya lebih besar. Kehilangan salah satu putri yang selama ini dikandungnya bukanlah jenis kesedihan kecil yang sehari atau dua hari bisa dilupakan begitu saja. “Salah aku, yah,” adunya pada satu-satunya orang tua yang masih ia miliki. Teja menahan wajah putri kesayangannya dengan kedua tangan, menjauhkan sebentar Vani dari dadanya, kemudian ia menggeleng. Bayi kembar yang dua hari lalu masih di kandu