Ucup makin memeluk gulingnya yang terasa lebih hangat dari biasanya, bantalnya itu juga terasa lebih lembut. Pria yang semalam pulang larut malam itu terus saja mengusap perut Vani yang ia kira guling lalu tangannya mulai naik ke atas ke balik pakian dalam Vani. Sedangkan si korban menegang dengan wajah memerah. Vani sudah menahan napasnya sejak tangan Ucup bermain di perutnya. Demi tuhan dalam pikiran terliarnya sekalipun Vani tidak pernah membayangkan tangan Ucup hinggap di kulit dadanya dan bahkan menangkupnya. Vani merasakan rasa tidak nyaman yang luar biasa lalu ia menangkap tangan Ucup yang berada dalam bajunya itu agar tidak bergerak lagi. Jantungnya makin meledak saat Ucup malam menggenggam asetnya dengan tangan besar pria itu. Vani menggelinjang dan langsung melepaskan diri dari