Ruang VIP hotel di tengah kota Surabaya itu masih dipenuhi ketegangan halus yang mengendap di udara. Di antara berkas-berkas kerja sama yang dibuka di atas meja dan nada pembicaraan formal yang mulai menukik pada angka-angka dan strategi, Denta justru tersenyum simpul ketika layar ponselnya menyala. Pesan dari Dante. > “Dante: Bro, es tebu itu apaan? Dan beli di mana? Denta terkekeh pelan, hampir tak terdengar. Tapi senyumnya terlalu mencolok untuk tidak disadari. “Hmm... dasar bocah itu,” gumam Denta sambil mengumpat lembut, “es tebu aja bikin geger satu Surabaya.” Tatapan Juan langsung terangkat. Nathan, yang sedari tadi lebih banyak mencatat, ikut mengalihkan pandangan ke arah Denta yang masih menahan tawa. “Maaf...” ucap Denta cepat-cepat. “Bukan apa-apa. Hanya urusan keluarga

