72

1202 Kata

Setelah Bima pergi, Denta kembali menaiki anak tangga menuju kamar utama. Langkah kakinya pelan, hampir tanpa suara, seolah tak ingin mengganggu keheningan yang menyelimuti malam. Ia membuka pintu dengan hati-hati, dan di baliknya, ia mendapati pemandangan yang membuat dadanya menghangat. Kalia terlelap di tengah ranjang mereka, dibalut selimut tebal, rambutnya menjuntai ke bantal dengan wajah damai yang membuat Denta terdiam beberapa saat. Segala beban dan ketegangan yang baru saja ia bicarakan dengan Bima terasa menguap perlahan saat menatap istrinya. Tanpa suara, Denta menarik kaosnya, meletakkannya sembarangan di kursi, lalu menaiki ranjang dan menyusup ke balik selimut. Udara kamar yang dingin kontras dengan hangat tubuh istrinya yang hanya mengenakan gaun tidur tipis berwarna hitam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN