70

1319 Kata

Dengan sorot mata tenang namun penuh pengamatan, Dante memperhatikan setiap reaksi kecil yang muncul di wajah Salina. Dan saat mata istrinya berhenti sebentar pada kalung berliontin safir biru yang memantulkan cahaya lembut di balik etalase kaca, Dante tak melewatkan satu detik pun sorot berbinar itu. Ia tidak menegur atau bertanya. Tak menyuruh Salina untuk memilih. Ia cukup tahu. Dante mengangguk sekali pada manajer butik yang langsung mengerti isyaratnya. “Bungkus kalung safir itu,” ucap Dante tenang, tapi tegas. “Dan jangan terlalu lama.” Salina menoleh, terkejut. “Mas, aku—” “Ssst.” Dante menatap istrinya. “Kamu nggak perlu ngomong apa-apa. Aku tahu kamu suka.” Salina diam, matanya menunduk. Pipinya memanas. Entah karena merasa ketahuan atau karena sekali lagi, Dante terlalu tah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN