Langit malam menggantung tenang, menyisakan kerlip lampu kota yang menemani perjalanan mobil hitam milik Denta meluncur mulus di jalan tol. Di dalam kabin yang remang, keheningan mereka hanya diisi musik klasik lembut yang mengalun dari speaker, dan sesekali desah napas ringan Kalia yang menyandarkan kepala pada jendela. Denta mengemudi dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya sejak tadi bersemayam di paha Kalia, mengelus lembut seakan menyalurkan ketenangan. Tapi ketenangan itu runtuh seketika ketika ponsel Kalia bergetar dan layar menampilkan pesan dari Juan. Kalia membaca cepat isi pesan itu, lalu mengerutkan dahi. Matanya menyipit, bibirnya mengerucut, tak nyaman. Ia tak langsung bicara, hanya menatap layar ponsel itu dengan pandangan berat. Melirik sekilas, Denta langsung m

