100

1533 Kata

Kesadaran itu datang pelan-pelan seperti aliran darah yang terhambat lalu mendadak mengalir deras. Denta membuka matanya dengan nyeri yang menggigit di belakang kepala dan punggungnya. Pandangannya buram sejenak sebelum akhirnya mulai fokus pada langit-langit usang yang penuh sarang laba-laba. Bau apek, debu kayu tua, dan dingin besi memenuhi udara. Ia mengerang pelan, mencoba bangkit dari sofa reyot yang menjadi tempatnya tergeletak. Ruangan itu seperti gudang terlantar—penuh tumpukan kayu besar dan peti-peti kayu tua yang berserakan tak beraturan. Sekilas terdengar bunyi derit tikus di sudut ruangan. "b******k," desis Denta sambil menyentuh belakang kepalanya. Lengannya terasa kaku, dan tubuhnya penuh lebam. Tapi bukan rasa sakit yang menguasainya. Melainkan kemarahan. Lalu terdengar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN