Pintu ruangan kontrol bawah tanah itu tiba-tiba terbuka keras, terbanting hingga menimbulkan bunyi dentuman tajam yang memekakkan telinga. Semua orang menoleh dalam refleks. Dante, Alex, dan Bima membeku sesaat melihat sosok laki-laki paruh baya dengan jas hitam yang masih rapi meski ekspresinya bagai badai yang siap meluluhlantakkan apapun di hadapannya. Agam Bramasta Pratama. Ayah dari Dante dan Denta. Kepala dari dinasti Bramasta. “APA YANG KALIAN LAKUKAN?!” suara beratnya mengguncang ruangan, menggema dan menciptakan denting-denting ketegangan. Dante menatap ayahnya, tak menyangka Bram akan datang secepat ini. “Papi...” “Kau pikir aku ini siapa, Dante?” potong Bram tajam. “Aku membangun keluarga ini dari nol! Dan kalian—kalian pikir bisa menyembunyikan MISI GILA itu dariku?!” A

