Lampu-lampu klub masih menyala terang, musik sempat dihentikan, dan pengunjung dicekam ketegangan. Petugas kepolisian berseragam lengkap sudah memeriksa hampir setiap sudut—menggeledah ruangan, membuka laci-laci, memeriksa ID para pengunjung, bahkan memeriksa beberapa staf yang dicurigai. Dante berdiri dengan tenang di tengah ruangan, matanya awas menatap tiap gerakan aparat. Posturnya tetap tegak meski keringat dingin mulai membasahi pelipis. Ia tahu, satu kesalahan kecil saja bisa menjatuhkan nama baik keluarga mereka. Tapi lebih dari itu, ia tahu ini bukan razia biasa—ini sabotase. Dan seseorang sedang mencoba menghancurkan reputasi Denta. Salah satu perwira polisi menghampirinya, wajahnya agak kaku, namun ada sorot ragu yang menyiratkan rasa segan. “Bagaimana, Pak? Ada yang mencurig

