65

1396 Kata

Malam menua. Di langit, bintang-bintang bertaburan, tapi tak semeriah mansion pribadi mereka yang megah kini terasa lebih hangat. Apalagi sejak berita kehamilan itu resmi diumumkan ke keluarga. “Pelan, pelan, Sal...” Dante sudah tiga kali mengingatkan sejak mereka turun dari mobil. Tangannya tak lepas dari pinggang istrinya. Salina memutar bola mata. “Mas, aku cuma jalan dari garasi ke dalam rumah. Bukan naik Gunung Semeru.” Dante tidak menjawab. Tapi tangannya tetap siaga, bahkan saat Salina melepas sepatu heels-nya di depan pintu. Begitu masuk, Dante langsung mengambil selimut kecil yang biasa ada di sofa. “Duduk. Aku ambilin air putih,” katanya. Salina mendesah. Tapi ia menurut. Tak sampai dua menit, suaminya sudah kembali membawa segelas air dan sepiring kecil potongan buah. “Vit

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN