Di tengah perbincangan serius tentang Bhayana Corp dan kemunculan Reno yang mencurigakan, ponsel Dante bergetar pelan di atas meja kaca. Sekilas ia melirik layar, sejenak rautnya yang tegang mengendur begitu membaca nama pengirimnya: Salina. > “Aku pengen makan bakso mercon khas Malang. Tapi harus yang level 5 ya, yang pedesnya bisa bikin nangis. Bisa, kan?” Dante menghela napas, pelan tapi jelas. Sebuah senyum tipis menghiasi wajahnya—senyum yang jarang muncul selama beberapa hari terakhir, apalagi setelah kepulangan Reno ke dalam lingkaran mereka. “Ngidam?” tegur Alex yang duduk di sebelahnya, mencoba mengintip isi pesan itu. Dante mengangguk kecil, lalu menggeser ponselnya menjauh. “Tapi jelas bukan bakso mercon yang bakal gue kasih ke dia.” “Lah, katanya ngidam?” “Gue mau dia

