Malam sudah menjelang larut saat dua mobil mewah memasuki halaman Mansion Bramasta. Udara dingin kota mengiringi langkah dua wanita muda yang berjalan pelan, diapit oleh suami mereka yang tampak tak kalah lelah, baik secara fisik maupun emosional. Begitu pintu utama dibuka, sosok anggun wanita paruh baya langsung berlari kecil menyambut mereka. Rere, mami dari Dante dan Denta, memeluk erat Salina dan Kalia tanpa banyak kata. Kedua bahunya bergetar, menahan isak yang tak diizinkan jatuh di depan mereka. “Kalian nggak apa-apa, ya? Astaga… kenapa kalian nekat seperti ini?” bisik Rere dengan suara serak. “Jangan ulangi, jangan pernah ulangi, Nak… Mami mohon.” Salina menggigit bibirnya. Kalia menunduk dalam. Mereka tak bisa menjawab. Tapi pelukan itu—hangat, penuh kasih—membuat mereka merasa

