Mungkin Peter sangat nekat saat ini, itu karena ia mencoba untuk menemui Sabelle. Tapi setelah semalaman ia berpikir, ia benar-benar ingin menemui putranya, Shalter. Peter tidak bisa berhenti memikirkan putra kecilnya itu, bahkan Peter ingin memeluknya sekarang juga. Oleh karena itu, Peter telah berada di depan pintu apartemen, mengetuknya dua kali dan berharap seseorang membukanya. Peter mengetuk-ngetukkan kakinya ke lantai untuk meredakan kegugupannya, berharap semuanya baik-baik saja. Peter kembali mengetuk, kali ini agak kencang. Tapi, mau berapa kali pun ia mengetuk tetap tidak ada balasan dari dalam atau pun pintu yang terbuka. Peter merasa heran, apa Sabelle dan Shalter tidak ada di dalam, apa mereka sedang pergi keluar? "Permisi, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" Peter menoleh d