Bab 44. Penyesalan Selalu Belakangan

1149 Kata

Anya menatap lembaran uang di tangannya dengan mata membelalak, seakan tak percaya dengan nominal yang diberikan. "Satu juta per bulan?" suaranya meninggi, ekspresi terkejutnya semakin jelas. Bramansyah duduk santai di kursinya, tidak terpengaruh oleh reaksi menantu barunya itu. "Iya," jawabnya datar. "Itu sudah cukup, kan?" "Cukup?" Anya tertawa sinis. "Ayah, aku ini menantu Ayah. Aku mengandung cucu Ayah! Bagaimana mungkin satu juta cukup untuk semua kebutuhanku?" Bramansyah mengangkat alis, ekspresinya tetap tenang. "Itu sudah nggak bisa ditambah lagi." "Tapi—" "Anya," Bramansyah memotong dengan nada tegas. "Aku memang mertuamu, dan aku memang orang kaya. Tapi, sebentar lagi aku akan menikah dengan Seraphina. Aku harus memikirkan kebutuhannya lebih dulu daripada yang lain." Seraph

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN