Anya menatap lembaran uang di tangannya dengan mata membelalak, seakan tak percaya dengan nominal yang diberikan. "Satu juta per bulan?" suaranya meninggi, ekspresi terkejutnya semakin jelas. Bramansyah duduk santai di kursinya, tidak terpengaruh oleh reaksi menantu barunya itu. "Iya," jawabnya datar. "Itu sudah cukup, kan?" "Cukup?" Anya tertawa sinis. "Ayah, aku ini menantu Ayah. Aku mengandung cucu Ayah! Bagaimana mungkin satu juta cukup untuk semua kebutuhanku?" Bramansyah mengangkat alis, ekspresinya tetap tenang. "Itu sudah nggak bisa ditambah lagi." "Tapi—" "Anya," Bramansyah memotong dengan nada tegas. "Aku memang mertuamu, dan aku memang orang kaya. Tapi, sebentar lagi aku akan menikah dengan Seraphina. Aku harus memikirkan kebutuhannya lebih dulu daripada yang lain." Seraph