Bab 53. Aku Mohon

1085 Kata

Langit sore itu redup, seolah mengerti bahwa akan ada badai kecil yang siap mengamuk dalam rumah tua bergaya kolonial di ujung jalan itu. Seraphina turun dari mobil bersama Bramansyah. Wajahnya tenang, namun matanya menyala dengan ketegasan yang tak bisa dibantah. Begitu sampai di depan pintu, Ronan langsung membuka, diikuti Zahara yang muncul dari ruang tamu dengan tatapan terkejut. “Sera?” seru Zahara. “Kamu tiba-tiba datang tanpa kabar?” Namun Seraphina tak menjawab. Ia hanya melangkah masuk begitu saja tanpa mempedulikan tatapan tak suka dari pasangan tua itu. Bramansyah mengikutinya dari belakang, diam namun menyiratkan kehadiran yang mendominasi. Zahara cepat-cepat menghampiri. “Sera, maksud Bibi bukan mau melarang, tapi kalau kamu memberi kabar, Bibi bisa menyambutmu lebih baik.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN